All That the Nature Shows Me

This is all about what the nature teaches me, through people, nature itself or consciousness.

Perempuan

Setelah membaca Newsweek edisi September 26 ini saya kembali berpikir tentang perempuan. Pembahasannya adalah Women in The World. Ya, tentang perempuan dan semua lika liku-nya. Mulai dari semakin meningkatnya peran wanita dalam membantu pergerakan ekonomi dan politik dunia hingga kekerasan rumah tangga dan ‘Honor killing’ (pembunuhan oleh anggota keluarga demi nama baik) yang ajaibnya masih tetap terjadi, bahkan di Negara Barat yang selalu diagungkan sebagai pengusung HAM.


Tak perlu jadi seorang feminis sebetulnya untuk mampu menyuarakan ketidakadilan dan persamaan hak. Hanya dibutuhkan keinginan untuk membuka mata, berbicara dengan nurani dan berpikir jernih. Ambil contoh dalam hal persamaan hak: kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Terlepas dari apakah seorang wanita akan bekerja dan memiliki pendapatan sendiri, semua orang berhak mendapat pendidikan. Sudah waktunya kita berhenti berpikiran bahwa pendidikan hanya untuk bekerja lalu mendapatkan uang. Pendidikan seyogyanya melatih kepekaan dan kebiasaan kita untuk terus belajar. Dan itu pun diperlukan wanita dalam mengatur rumah tangga dan mendidik anak. Bagaimana mampu mendidik anak jika pengetahuan terbatas dan kecerdasan tidak dilatih?

Dalam hal kekerasan domestik, saya sangat terganggu dan kaget saat mengetahui bahwa masih ada pembunuhan atas nama kehormatan dengan kebanyakan korban wanita. Di Pakistan dikabarkan jumlah korban wanita dari pembunuhan atas nama kehormatan ini mencapai angka seribu setiap tahunnya. Sedih sekali mengetahui bahwa pembunuh adalah ayah atau sepupu sendiri. Dan sebelum dibunuh penyiksaan dan pemerkosaan bisa saja terjadi.

Kekerasan lain menurut saya ada pemanfaatan badan wanita untuk mendapatkan keuntungan tanpa kompensasi yang seharusnya pada wanita yang bersangkutan. Seragam kerja sales rokok, misalnya.


Saya tidak setuju jika kekerasan dan pemikiran sempit mengenai peran wanita ini dikaitkan dengan agama. Saat ini saya tidak punya bukti dan alasan ilmiah untuk menyangkalnya memang. Tapi saya percaya jika agama manapun tidak membenarkan ketidakadilan dan kekerasan. Interpretasi yang melenceng terhadap ajaran suatu agama di satu sisi bisa jadi adalah penyebabnya. Propaganda berlebih suatu oknum di sisi lain membuat hal tersebut terlihat semakin buruk serta menyamarkan adanya batasan antara ajaran moral dan kepercayaan perseorangan atau sekelompok orang saja.


Suara kebebasan wanita ini sudah digaungkan sejak beratus tahun lalu dan bagaimanapun di banyak aspek kita telah melihat dunia semakin memberikan tempat bagi wanita. Bukan pekerjaan mudah untuk memperjuangkan kemanusiaan (saya lebih senang dengan kata kemanusiaan dibanding persamaan atau perlindungan wanita). Hormat saya untuk siapapun yang sudah menyumbangkan sumber daya yang dimiliki dalam perjuangan ini. Sejauh ini, semoga doa dan kesadaraan kita dan kemauan untuk menyadarkan orang-orang termasuk wanita sendiri mampu membuka jalan ke arah yang lebih baik.


(Sept'11)

About me

Foto Saya
Cie
- writes everything coming to her mind - loves sleeping - wants to own a library - hates routine - loves the pleasure of discovery
Lihat profil lengkapku

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

People Read the Blog

Visitor

hit counter