Sehabis menonton ?-nya Hanung, saya tidak langsung beranjak keluar dari bioskop karena masih sesenggukan akibat terharu. Betapa keharmonisan hidup antar pencari Tuhan semestinya bisa dibangun seperti itu.
Di tengah maraknya film-film porno featuring hantu, film ini mengembalikan kepercayaan bahwa masih ada orang-orang waras di negeri ini yang mau membuat film untuk orang-orang yang otaknya masih di kepala, bukan di antara selangkangan saja. Meskipun seharusnya saya terbiasa, saya tetap saja terheran-heran dengan klaim sesat untuk film ini.
Boleh percaya atau tidak, saya memang bukan orang yang soleh tetapi saya bangga menjadi orang Islam. Memang saya bodoh. Tidak tahu apa-apa tentang agama. Tapi hati serta pikiran saya menuntun untuk sedih melihat permusuhan, sumpah serapah, pembunuhan antar umat beragama yang berbeda.
Kembali ke kontra terhadap film ini, pertama mengenai protes Banser yang merasa dikecilkan oleh Hanung. Saya sebagai penonton sama sekali tidak menangkap kesan bahwa Banser itu agresif dan dangkal. Justru sebaliknya, saya menangkap kesan patriotik dari mereka. Kalaupun tokoh Soleh digambarkan sebagai orang berpikiran sempit di awal dan tengah cerita, jika disimak jalan ceritanya kita bisa lihat pergulatan batin dia atas permasalahan hidup yang menyebabkan dia berbuat begitu. Dia tidak dengan sadar melakukan perusakkan. Bukankah mungkin begitu pula saudara-saudara kita yang turun ke jalan untuk berbuat kerusakkan? Entahlah.
Lalu, mengenai murtad. Saya rasa film ini tidak berdakwah untuk mengajak orang Islam untuk pindah agama. Bahkan toleransi keagamaan yang ditujukkan tokoh yang lalu menjadi seorang Katolik, patut diacungi jempol. Jangan lupa, di akhir cerita ada pula salah satu tokoh lain yang masuk Islam.
Terakhir, bekerja di tempat haram. Restoran yang berjualan babi. Ah, saya tidak mengerti hukum Islam mengenai ini. Tapi coba jelaskan apa itu tempat haram? Bolehkah DPR disebut tempat haram, karena di sana ada orang yang memakan uang haram, bukan?
Selagi berbicara mengenai toleransi beragama, saya ingin kembali mengingatkan pula perjuangan Anand Krishna untuk melawan ketidakadilan hukum dengan cara mogok makan. Kabar terakhir menyebutkan bahwa kondisi kesehatan beliau menurun drastis karena sudah lebih dari 40 hari aksi itu dilakukan. Mari berdoa untuk beliau serta kebaikan kehidupan antar umat di negeri ini.
(Apr'11)
posted from Bloggeroid