Note Facebook terakhir yang saya tulis ternyata Juni 2015. Sudah setahun lebih. Gara-gara Ahok, saya jadi tertarik lagi untuk komentar dan membuat Note. Kenapa? Karena Ahok sudah bikin saya galau di Pilkada Jakarta kali ini.
Beberapa tahun belakangan ini, memang saya lebih merasa optimis jadi orang Indonesia. Setelah banyak pemimpin-pemimpin hebat dari berbagai daerah yang bermunculan, seperti Ridwan Kamil, Risma, Ganjar Pranowo dan tentu saja Jokowi & Ahok.
Sebagai warga Jakarta, saya merasa puas dengan hasil kerja Ahok. Perubahaan konkrit yang saya rasakan diantaranya banjir di daerah Jakarta Pusat yang sudah jauh berkurang, malah hampir tidak ada di sekitar rumah. Selain itu, petugas kebersihan yang lebih tertib, taman-taman kota yang lebih terawat dan lainnya. Perubahan lainnya yang tak kalah penting adalah perubahan untuk mulai percaya bahwa Jakarta bisa menjadi tempat yang lebih baik. Siapa yang percaya sebelumnya bahwa pasar Tanah Abang yang ruwet dan penuh preman bisa jadi lebih teratur? Siapa yang sebelumnya percaya bahwa sungai yang kumuh bisa difungsikan kembali? Ahok berani melawan preman. Ahok berani membongkar kebiasaan lama untuk pasrah dengan keadaan. Ahok berani mengubah cara pandang kita untuk percaya bahwa kita bisa berubah menjadi lebih baik. Tapi Ahok bukan Tuhan. Dia punya banyak kekurangan. Ada beberapa hal yang saya tidak sukai dari dia. Tapi saya sudah menerima ahok sebagai Gubernur yang manusia, yang tidak sempurna.
Kenapa sekarang saya galau? Karena Anies Baswedan juga menjadi Cagub Jakarta. Saya juga pendukung Anies. Sepak terjangnya sudah tidak perlu dijelaskan. Silakan Google sendiri. Saya pun termasuk geng patah hati saat Anies diberhentikan sebagai Mendikbud. Saya galau dan senang secara bersamaan. Saya senang karena Ahok berhasil menaikan standard. He raised the bar so high that people carefully choose the right contenders. Jika Ahok bukan Gubernur saat ini, mungkin parpol tidak akan memberikan kesempatan kepada orang-orang hebat seperti Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Mungkin yang dicalonkan adalah orang-orang partai yang saya tidak peduli. Untung Ahok Gubernur saat ini, sehingga pilihan yang muncul adalah orang dengan track records hebat. Yang saya percayai.
Jadi, baik Ahok atau Anies yang terpilih nanti, saya akan tetap hepi. Saya berharap, standar pemimpin kita akan terus meningkat. Dan trend ini menyebar ke daerah lain di Indonesia juga. (Sept 16)
Sebagai warga Jakarta, saya merasa puas dengan hasil kerja Ahok. Perubahaan konkrit yang saya rasakan diantaranya banjir di daerah Jakarta Pusat yang sudah jauh berkurang, malah hampir tidak ada di sekitar rumah. Selain itu, petugas kebersihan yang lebih tertib, taman-taman kota yang lebih terawat dan lainnya. Perubahan lainnya yang tak kalah penting adalah perubahan untuk mulai percaya bahwa Jakarta bisa menjadi tempat yang lebih baik. Siapa yang percaya sebelumnya bahwa pasar Tanah Abang yang ruwet dan penuh preman bisa jadi lebih teratur? Siapa yang sebelumnya percaya bahwa sungai yang kumuh bisa difungsikan kembali? Ahok berani melawan preman. Ahok berani membongkar kebiasaan lama untuk pasrah dengan keadaan. Ahok berani mengubah cara pandang kita untuk percaya bahwa kita bisa berubah menjadi lebih baik. Tapi Ahok bukan Tuhan. Dia punya banyak kekurangan. Ada beberapa hal yang saya tidak sukai dari dia. Tapi saya sudah menerima ahok sebagai Gubernur yang manusia, yang tidak sempurna.
Kenapa sekarang saya galau? Karena Anies Baswedan juga menjadi Cagub Jakarta. Saya juga pendukung Anies. Sepak terjangnya sudah tidak perlu dijelaskan. Silakan Google sendiri. Saya pun termasuk geng patah hati saat Anies diberhentikan sebagai Mendikbud. Saya galau dan senang secara bersamaan. Saya senang karena Ahok berhasil menaikan standard. He raised the bar so high that people carefully choose the right contenders. Jika Ahok bukan Gubernur saat ini, mungkin parpol tidak akan memberikan kesempatan kepada orang-orang hebat seperti Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Mungkin yang dicalonkan adalah orang-orang partai yang saya tidak peduli. Untung Ahok Gubernur saat ini, sehingga pilihan yang muncul adalah orang dengan track records hebat. Yang saya percayai.
Jadi, baik Ahok atau Anies yang terpilih nanti, saya akan tetap hepi. Saya berharap, standar pemimpin kita akan terus meningkat. Dan trend ini menyebar ke daerah lain di Indonesia juga. (Sept 16)