Salah satu hal menyenangkan dari berkebun adalah kegiatan observasi dan eksperimen. Memperhatikan bagaimana tanaman bertumbuh setiap hari, bagaimana respon mereka saat hari sedang terik, saat lupa disiram, saat hari dilanda hujan deras. Lalu kemudian bereksperimen dengan memindah posisi tanaman sehingga paparan sinar mataharinya berbeda. Bereksperimen dengan jumlah air yang diberikan. Pruning atau tidak pruning. Selalu ada hal menarik yang ditunjukkan oleh tanaman. Salah satunya adalah ketika jagung yang disemai bersamaan namun ditempatkan di area yang mendapatkan paparan matahari yang berbeda.
Setelah sekian lama, akhirnya saya kembali memindahkan pot-pot tanaman yang membutuhkan matahari banyak, ke area full-sun. Kemudian saya baru menyadari bahwa tanaman jagung yang mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, tumbuh lebih tinggi.
Karena merawat tanaman itu seperti merawat anak, saya teringat bahwa hal ini mirip dengan bagaimana orang tua yang memberikan akses terhadap hal yang membuat anak berkembang. Dua anak yag memiliki potensi sama, tapi memiliki akses yang lebih mudah untuk berkembang akan menghasilkan dua pribadi yang berbeda.
Tugas orang tua adalah mengenali kebutuhan anak akan sumberdaya. Karena sumberdaya berlebih pun akan buruk, bahkan bisa merusak alih-alih membuat anak berkembang. Seperti tanaman yang berkembang dengan di tempat yang tidak terlalu banyak matahari, jika diberikan terlalu banyak cahaya matahari justru akan kering dan mati.
Orang tua bukan bertugas sebagai cahaya matahari atau air atau sumber daya lainnya. Orang tua bertugas seperti tukang kebun, membiarkan tanaman mendapatkan akses terhadap sumber daya sesuai kebutuhan. Dan membiarkannya berkembang dengan optimal dengan memanfaatkan sumber daya tersebut.
Semoga saya mampu mengenali kebutuhan sumber daya tanaman-tanaman dan anak-anak, agar bisa menjadi tukang kebun dan juga orang tua.
Sept, 2021
0 komentar:
Posting Komentar