Baiklah, perkenalkan saya adalah manusia setengah. Manusia yang hanya setengah-setengah. Tidak utuh. Tidak kaffah.
Dari mana mulai menceritakan kesetengahanku ya? Begini..begini. Kalau kau tanya aku percaya Tuhan, aku akan jawab iya. Lalu apakah aku juga tetap bermaksiat seolah Tuhan tak ada? Iya. Aku manusia setengah percaya Tuhan.
Apakah aku peduli pada ketidakadilan? Ya. Tapi hanya dalam hati. Tapi aku pengecut. Tapi aku tak adil pada diriku sendiri. Manusia setengah peduli!
Kata seorang teman, -bukan teman sebaya melainkan teman sekantor- aku itu tidak berprinsip karena ingin disukai semua. Itu karena aku manusia setengah memihak. Memihak a yang musuh b, dan b yang musuh a. Hei itu penjilat, cari aman! Sahut sebuah suara. Mari kita kupas sebentar, satu persatu. Pertama, prinsip saya tidak memihak penuh pada satu. Kedua, bagaimana saya disukai jika saya terang-terangan menolak memihaknya?
Kata teman lagi. Teman kantor lagi. Saya belum matang. Masih mencari jati diri. Masih mencari bentuk. Oh, berarti saya manusia setengah matang, macam telor. Atau sebutlah, manusia setengah jadi.
Selain itu, saya adalah pemimpi ulung, namun malas untuk menyelesaikan yang sudah dimulai. Sebutlah, manusia setengah-setengah.
(Okt'10, setengah sadar)
posted on my fb on October 11, 2010 at 5:01am
Manusia Setengah, Setengah Manusia
Ditulis
Cie
at
Senin, 11 Oktober 2010
Label: Thought
2 komentar:
hm, begitu rupanya...
anyway, have a nice day :)
begitu saja
Posting Komentar