"Maaf, nona atau nyonya?"
"Nyonya"
"Oh, maaf lagi suaminya masih ada Bu?"
"Ada," ujarnya sembari tersenyum.
"Kerja di mana suaminya Bu?"
"Di Jakarta ada. Di Bandung ada. Denpasar, Tokyo, New York juga ada. Di mana-mana." ujarnya semangat.
"Enak ya jalan-jalan."
"..." ia tesenyum.
"Ga ikut-ikut Bapaknya ni Bu?"
Ia menghela nafas dalam dan kembali tersenyum,
"belum waktunya"
Sayang. Aku ditanyain lagi kenapa ga ikut kamu. Kamu yang harusnya sekarang jadi cahaya. Kita kan udah janji supaya kita berdua abadi, setelah mati berubah jadi cahaya. Supaya umur ga berlalu. Apa kamu cahaya sekarang?
Tapi sayang, apakah cahaya bisa merasa?
(Des'10)
Jadi Cahaya
Ditulis
Cie
at
Kamis, 23 Desember 2010
3 komentar:
menarik, bikin saya mikir.
woi gmana sih caranya subscribe via email???
suer saya gaptek
udah ditambahin widgetnya di kanan atas, hehe sebelumnya emang ga ada..
Posting Komentar