All That the Nature Shows Me

This is all about what the nature teaches me, through people, nature itself or consciousness.

Jalanan Jakarta

Jakarta sepertinya tidak pernah membiarkan warganya untuk tidak sekali saja mengeluh di jalanan. Tapi apa yang baru tentang macet dan pelanggaran di jalan raya? Tidak ada. Kecuali satu hal yang saya alami pagi ini. Saat menunggu untuk menyebrang jalan di perempatan Kuningan Timur, seperti biasa beberapa pejalan kaki menyebrang sembarangan meskipun lampu masih berwarna hijau untuk pengguna kendaraan bermotor. Awalnya saya merasa khawatir dan gregetan tapi lama kelamaan saya pun bisa mengabaikan tindakan bodoh mereka. Namun pagi ini ada yang berbeda, seorang penjual koran dengan baju lusuh memperingatkan pejalan kaki bahwa lampu masih hijau dan mereka masih belum bisa menyebrang jalan. Tukang asongan koran itu berdiri di dekat Pak Polisi yang pura-pura (atau mungkin terlalu cape sehingga) tidak melihat "penyebrang liar" tersebut.

Mungkin sebetulnya setiap orang secara individu tidak benar-benar ingin melanggar perarturan lalu lontas. Bisa saja karena situasi dan keadaan membuat pelanggaran di jalan raya sebagai pilihan. Teman kos saya dulunya sering menggunakan sepeda motor di kampung, Jawa Tengah. Saat dia membeli motor dan menggunakannya di jalanan Jakarta, baru hari pertama saja dia sudah stress. "Gila, di Jakarta bawa motor gak boleh pelan. Diklaksonin sama motor belakang".

Melihat apa yang dilakukan tukang asongan koran tadi pagi dan juga kenyatan bahwa teman saya sang pesepeda motor, membuat saya berpikir tentang dua hal. Pertama, sikap tidakpedulian dan itu-urusan-polisi/pemerintah berarti membiarkan pelanggaran-pelanggaran di jalan terjadi. Kita sebaiknya mulai peduli, dimulai dari hal kecil seperti memulai kebiasaan untuk mematuhi rambu di jalan atau menggunakan sabuk pengaman, kemudian mengingatkan orang yang melanggar yang kita temui di jalan. Kedua, semua orang pada dasarnya ingin keteraturan namun pelanggaran oleh sebagian kecil orang membuat pelanggaran menjadi  sikap kolektif.

Saya masih akan terus percaya bahwa ada pengguna sepeda motor bebek yang tidak ingin menyalip dari kiri atau memotong jalan seenaknya, masih banyak pengguna Avanza/Xenia atau Fortuner yang mau mematuhi rambu lalu lintas, masih ada pejalan kaki di Kuningan yang cukup pintar untuk tahu kapan menyebrang. Saya masih akan terus percaya orang-orang di Jakarta akan menyadari bahwa mematuhi rambu lalu lintas sesungguhnya untuk kebaikan mereka sendiri.

(Feb'13 - Faith in humanity restored)

Love

Picture from www.clker.com

First, love keeps you strong then you need to be strong to keep love.


(Feb'13)

About me

Foto Saya
Cie
- writes everything coming to her mind - loves sleeping - wants to own a library - hates routine - loves the pleasure of discovery
Lihat profil lengkapku

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

People Read the Blog

Visitor

hit counter