All That the Nature Shows Me

This is all about what the nature teaches me, through people, nature itself or consciousness.

Turun Tangan

Tidak sampai setengah tahun yang lalu, saya tak acuh mengenai Tahun Pemilu: 2014. Saya menganggap tidak akan ada yang berbeda mengenai Pemilu mendatang. Karena saya skeptis. Bukannya saya tidak peduli dengan Bangsa Indonesia, percayalah saya peduli. Saya masih menyisakan kepercayaan bahwa kita Bangsa yang (bisa) besar. Saya masih ingin berbuat sesuatu untuk Bangsa ini. Dan saya ingin melihat nasib kita menjadi lebih baik: sudah bisa lepas dari kebodohan dan kelaparan. Namun saya ini sangat skeptis terhadap pemerintah. Gregetan rasanya jika hanya harus menunggu mereka bertindak. Greget itu pula yang pernah menyemangati saya dan teman-teman di kampung untuk membuat organisasi anak muda untuk mengisi masa muda dengan kegiatan-kegiatan positif.

Maka, sampai tiga bulan yang lalupun saya tidak peduli mengenai siapa yang akan menjadi pemimpin negeri.

Namun, beberapa bulan lalu saya mendengar adanya konvensi Capres partai Demokrat. Tidak terlalu menarik untuk saya pada awalnya. Hingga saya melihat peserta-peserta konvensi dan menemukan bahwa salah satunya adalah: Anies Baswedan. Saat itu saya belum tahu kalau ternyata beliau adalah 1 dari 500 muslim berpengaruh di dunia versi Royal Islamic Strategic Center Yordania atau 1 dari 100 intelektual dunia versi majalah Foreign Policy. Yang saya tahu saat itu adalah dia seorang akademisi dan penggagas Indonesia Mengajar. Saya ingin sekali terlibat dalam Indonesia Mengajar, namun karena satu dan lain hal, pergi ke pedalaman dalam waktu satu tahun tidak mungkin saya lakukan dalam waktu dekat; selain karena saya belum selesai S1 juga.

Ide Indonesia Mengajar sangat cocok dengan saya: tidak perlu menunggu pemerintah untuk berbuat baik bagi Bangsa. Jika kita bisa melakukannya sendiri, kenapa tidak? Maka, mengetahui PakAnies Baswedan ikut konvensi dan berpeluang untuk menjadi presiden merupakan angin segar. Selama ini kita rakyat kecil selalu bilang 'kita tidak butuh janji, tapi bukti' dan saya rasa Pak Anies tidak perlu jargon 'memberi bukti, bukan janji' karena apa yang sudah dia lakukan sejauh ini untuk bangsa sudah merupakan bukti. Saya merasa 'klik'. Saya benar-benar ikut antusias dengan tekad beliau dalam mewujudkan cita-cita bangsa: mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan saya ingin terlibat dalam perwujudan cita-cita itu.

Meskipun awalnya ada sedikit ganjalan, karena konvensi ini adalah konvensi partai yang sedang (menjadi sorotan sebagai) bermasalah tapi partai mana sih yang tidak pernah bermasalah? Lagipula anggap saja ini sebagai peluang. Kapan lagi orang non-partai punya kesempatan seperti ini?Saya yakin ini saatnya kita berhenti duduk diam tidak peduli siapa pemimpin kita dan akan dibawa ke mana negeri ini. Saya yakin semua kontribusi kecil kita untuk masyarakat akan bisa lebih memberikan manfaat jika ada sistem yang mendukung. Untuk itu, mari kita mulai dari menggunakan hak pilih kita dan memilih pemimpin yang tepat.

Bagaimana jika ternyata Pak Anies tidak bisa menjadi presiden di 2014? Maka, kita bisa terus mendukung program-program beliau dalam mewujudkan cita-cita bangsa seperti yang sudah beliau lakukan selama ini. Yang penting untuk saya adalah mendukung orang yang baik melakukan hal yang baik bagi bangsa. Dan kesempatan kali ini, merupakan peluang yang perlu diperjuangkan.

(Dec'13)

2 komentar:

Anonim 7 Desember 2013 pukul 07.26  

masuk akal juga :)
mudah-mudahan yang jadi calon presiden (dan yang akhirnya nnati terpilih jadi presiden) adalah orang yang memang sudah terbukti dan mampu membuktikan (y)

Cie 7 Desember 2013 pukul 23.01  

Amiiin..

About me

Foto Saya
Cie
- writes everything coming to her mind - loves sleeping - wants to own a library - hates routine - loves the pleasure of discovery
Lihat profil lengkapku

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

People Read the Blog

Visitor

hit counter