All That the Nature Shows Me

This is all about what the nature teaches me, through people, nature itself or consciousness.

Bukan Bawang Merah Bawang Putih

Ada beberapa alasan kenapa saya tidak suka sinetron, salah satunya adalah karena biasanya tokoh protagonis adalah tokoh baik yang terus menerus tertindas dan tokoh antagonisnya luar biasa jahat dan sangat berdedikasi untuk menindas protagonis. Selain karena membosankan melihat plot hitam putih yang sama, saya pun khawatir cara pandang seperti itu mempengaruhi saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Jika saya melihat dunia dengan cara seperti itu maka jika ada dua opsi di depan mata, saya akan menganggap yang satu sebagai hal/orang yang super baik sedangkan yang lain super jahat. Mengapa hal ini berbahaya? Karena dengan berprasangka seperti itu, saya bisa saja tidak melihat atau tidak (mau) mengakui cela sang protagonis dan tidak (mau) melihat kebaikan yang ada pada sang antagonis. Sehingga kita menutup diri dari membuat keputusan yang lebih bijak.

Selain itu cara pandang seperti itu pun tidak selalu relevan digunakan, karena sering pula opsi-opsi yang ada bukan benar dan salah dengan harga mati. Jika pada siang hari yang terik saya diberi pilihan es campur atau es podeng, apakah salah satunya harus benar dan yang lain salah? Yang perlu saya lakukan adalah melakukan pertimbangan mana yang paling cocok untuk saya siang itu. Ya, pada satu titik saya akan lebih memilih yang satu daripada yang lain. Tapi bukan karena yang tidak dipilih itu adalah selalu salah. Hanya saja yang satu lebih cocok untuk saya pada saat itu daripada yang lain.

Begitu pula dengan opsi lain yang membutuhkan pertimbangan yang lebih jauh dan matang seperti calon presiden. Saya sedih melihat orang ramai-ramai menuhankan yang satu dan mencaci-maki yang lain. Dan yang lebih menyedihkan adalah saya justru lebih banyak melihat dan mendengar caci maki dan jatuh menjatuhkan dibandingkan informasi mengenai prestasi mereka. Mungkin mencaci maki membuat orang-orang tersebut merasa lebih baik dengan diri mereka sendiri; dan dengan merasa berada di pihak yang satu-satunya benar membuat mereka merasa berguna. Tetapi, kedua tokoh itu bukan bawang merah dan bawang putih. Keduanya tidak melulu baik dan sempurna. Keduanya tidak melulu berdosa.

Saya percaya, tidak semua dari kita adalah penonton sinetron bertema hitam putih. Untuk itu mari mulai membandingkan mereka dengan memasukkan ke dalam konteks yang tepat kemudian melakukan pembandingan dengan parameter yang sesuai. Untuk membandingkan es campur dan es podeng untuk dimakan di siang hari yang terik, saya akan memertimbangkan bahan yang digunakan, kesegarannya untuk dimakan hari itu, apakah saya sudah bosan dengan salah satunya, dan lain sebagainya. Sangat tidak relevan jika saya memasukkan isu perselingkuhan tukang es campur atau riwayat keturunan tukang es podeng. Terutama jika isu itu sama sekali tidak mempengaruhi es yang mereka buat. Bukan?

(Juni '14. Pray for peaceful election)



0 komentar:

About me

Foto Saya
Cie
- writes everything coming to her mind - loves sleeping - wants to own a library - hates routine - loves the pleasure of discovery
Lihat profil lengkapku

Subscribe via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

People Read the Blog

Visitor

hit counter